Selamat datang di resensi.net. Situs cerita motivasi indonesia. Motivasi
Kali ini akan mengangkat kembali tema tentang kesabaran. Karena
bagaimanapun kesabaran adalah salah satu cara agar dapat meraih apa yang
kita inginkan. Semoga dengan membaca cerita motivasi kali ini, kita
memiliki motivasi untuk bersabar. Dan akhirnya selamat menikmati cerita
ini.
Di suatu sore hari pada suatu desa kecil, ada seorang yang
sudah tua duduk bersama anak nya yang masih muda yang baru saja diwisuda
akan kelulusannya pada perguruan tinggi ternama di kota itu. Mereka
duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di
sekitar mereka.
Saat mereka berbincang-bincang, datang seekor
burung hinggap di ranting pohon. Si ayah lalu menuding jari ke arah
burung itu sambil bertanya,
“Nak, apakah benda hitam itu?” “Burung gagak”, jawab si anak.
Ayah mengangguk-anggukkan kepala, namun tak berapa lama kemudian, ayah
mengulangi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang
mendengar jawabannya tadi, lalu menjawab dengan sedikit keras.
“Itu burung gagak, Ayah!”
Tetapi kemudian tak berapa lama si ayah kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama.
Si anak merasa sedikit bingung dengan pertanyaan yang sama diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat,
“BURUNG GAGAK!!” Si ayah terdiam seketika.
tidak
lama kemudian, sang ayah sekali lagi mengajukan pertanyaan yang
serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan menjawab dengan nada
tinggi dan kesal kepada sang ayah,
“Itu gagak, Ayah.” Tetapi agak
mengejutkan si anak, karena si ayah sekali lagi membuka mulut hanya
untuk bertanya hal yang sama. Dan kali ini si anak benar-benar hilang
sabar dan menjadi marah.
“Ayah!!! Saya tak tahu Ayah paham atau
tidak. Sudah 5 kali Ayah bertanya soal hal tersebut dan saya sudah juga
memberikan jawabannya. Apa lagi yang Ayah mau saya katakan????
Itu burung gagak Ayah….., burung gagak”, kata si anak dengan nada yang begitu marah.
Kemudian
si ayah lalu bangun menuju ke dalam rumah meninggalkan
si anak yang kebingungan.Kemudian si ayah keluar dengan sebuah
buku di tangannya. Dia mengulurkan buku itu kepada anaknya yang masih
geram dan bertanya-tanya. Ternyata buku tersebut adalah sebuah diary
lama.
Sambil menunjuk pada suatu lembaran pada buku si ayah berkata, “Coba kau baca apa yang pernah Ayah tulis di dalam diary ini,”.
Si anak setuju dan membaca paragraf yang berikut.
“Hari
ini aku di halaman melayani anakku yang genap berumur lima tahun.
Tiba-tiba seekor gagak hinggap di pohon. Anakku terus menunjuk ke arah
gagak dan bertanya,
“Ayah, apa itu?” Dan aku menjawab, “Burung gagak.”
Walau bagaimana pun, anakku terus bertanya soal yang serupa dan setiap
kali aku menjawab dengan jawaban yang sama. Sehingga 25 kali anakku
bertanya demikian, dan demi rasa cinta dan sayangku, aku terus menjawab
untuk memenuhi perasaan ingin tahunya. Aku berharap hal ini menjadi
suatu pendidikan yang berharga untuk anakku kelak.”
Setelah
selesai membaca paragraf tersebut si anak mengangkat muka memandang
wajah si Ayah yang kelihatan sayu. Si Ayah dengan perlahan bersuara,
“Hari
ini Ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama sebanyak 5 kali, dan kau
telah hilang kesabaran serta marah. Engkau telah dewasa anakku. Asahlah
kesabaranmu. karena itu adalah salah satu kunci meraih suksesmu”
Lalu si anak seketika memerah karena malu. Ia bersimpuh di kedua kaki ayahnya meminta maaf atas apa yg telah ia perbuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar