Selasa, 17 Juli 2012

Jagalah ahlak

Wahai Muslimah, Jagalah Kesantunan Anda!." Selasa, 5 April 2011, adalah hari yang “menarik” perhatian saya. Ketika saya di ajak kawan kantor untuk mampir ke suatu tempat di kawasan Jakarta selatan, sekedar untuk melepaskan penat karena aktivitas yang lumayan padat dan menghilangkan rasa ngidam nya akan makanan yang bikin klenger, alias burger, tidak jauh dari tempat saya duduk, saya melihat sosok wanita cantik, manis dan ia berhijab. Lantas apa yang “menarik” perhatian saya?

Agak terkejut ketika saya melihat ada sebatang rokok menempel di sela-sela jemarinya. Perlahan saya amati betapa nikmat dan tenangnya ia mengisap rokok yang ada di tangannya di depan umum sambil bercengkrama dengan kawan-kawannya. Hmm.. entah mengapa, saya agak terusik dengan tingkah wanita ini.

Meski saya tahu, merokok adalah hak masing-masing orang, tapi nampak tak pas saja pemandangan itu di mata saya, terlebih ada orang di sebelah saya terdengar mengatakan “itu cewek pake jilbab ko ngerokok ya?”, dan lantas teman di sebelah nya menjawab “makanya sekarang ga jamin, cewe jilbab, kadang cuma kedok doang ato cuma ikut trend..”. Bisikan itu semakin membuat saya kurang nyaman berada di tempat tersebut.

Kawan saya bingung, melihat saya hanya menatap 1 titik saja, tak berkedip dengan wajah penuh keheranan.

“Kenapa Mbak, bengong gitu,” tanya kawan saya, “Hmm.. nggak itu cewek ko asyik banget ya, berhijab, kemudian ngerokok dengan santai pula di depan umum,” jawab ku.

“Ya ampun, udah, santai aja..” katanya. Namun sayang, saya bukan tipe orang yang bisa santai melihat hal ini. Ada perasaan risih. Karena saya berhijab dan kawan saya pun berhijab. Untunglah saya punya jeda untuk berpikir apa yang ingin saya lakukan melihat kejadian tersebut.

Tidak lama, setelah saya berpikir apa yang ingin saya lakukan, saya memutuskan untuk menulis di secarik kertas untuk wanita tersebut

”Mbak yang baik dan cantik, mohon maaf sekali, sekiranya mbak berkenan, mohon tidak merokok di depan umum ya, kurang pas rasanya..” sambil memberikan senyuman di akhir tulisan. Dengan bismillah dalam hati, saya meminta tolong waitress untuk memberikan kertas itu kepada wanita tersebut.

Pandangan saya belumlah beralih kearah lain. Saya masih menunggu respon wanita itu. Tidak lama, wanita itu menengok kearah saya dan melemparkan senyuman sambil memberikan jempol. Ia pun langsung mematikan rokoknya dan melanjutkan perbincangan bersama kawan-kawannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar